Suram masa depan mobil listrik Dahlan
November tahun lalu Dahlan sumringah
setelah mendapat sinyal positif dari Kementerian Riset dan Teknologi
(Kemenristek). Sebab sertifikat layak jalan untuk mobil listrik dikabarkan
bakal segera dikeluarkan oleh Kementerian yang dipimpin oleh Gusti Muhammad
Hatta tersebut. Bahkan, Dahlan mempercayai janji Kemenristek untuk mengawal
mobil listrik sampai ke tingkat industri.
Saat itu dia juga sesumbar bahwa
peraturan mobil listrik akan segera keluar. Ternyata jauh panggang dari api.
Kemarin Dahlan tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya terhadap Kemenristek.
Salah satu alasannya tentu saja soal mobil listrik yang hingga saat ini tak
jelas nasibnya.
Kepada sejumlah awak media Dahlan
menceritakan kunjungannya ke Kemenristek. Awalnya dia mengaku hanya ingin
melihat perkembangan proses uji kelayakan terhadap mobil dan bus listrik yang
ada di Kemenristek. Sesampainya di sana Dahlan harus menerima kenyataan pahit
yang membuatnya kecewa.
"Saya ngelus dada lihat barisan
bus listrik tanpa kejelasan. Hampir 2 tahun terkatung-katung gimana peraturan
mobil listrik sebetulnya. Ke sana untuk tombo kangen. Mau mengendarai, tidak
bisa," ujar Dahlan saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Selasa (11/3).
Wajar jika Dahlan kecewa. Sebab,
selama ini dia selalu berada di garda terdepan untuk mendorong eksistensi dan
keberadaan mobil listrik. Bukan hal mudah untuk mempopulerkan dan meyakinkan
banyak pihak mengenai keberadaan mobil listrik.
Dahlan juga pantas kecewa lantaran
koleganya di pemerintahan seolah tidak serius mempercepat proses uji kelayakan
agar mobil listrik bisa segera diproduksi massal. Mantan Dirut PLN ini mengaku
tidak diam saja dengan kondisi tersebut. Dia mengaku sudah berkali-kali
melayangkan surat secara pribadi kepada Menristek untuk dilakukan uji coba.
Tetapi, hingga saat ini belum mendapat tanggapan.
Dahlan mengakui usahanya untuk
mendorong Kemenristek agar mempercepat proses uji kelayakan belum membuahkan
hasil. "Saya sudah kirim surat pribadi sebagai salah satu orang yang bisa
kendarai mobil listrik sebagai uji coba. Sampai sekarang tidak dibalas. Saya
sudah sms, telepon, sudah," jelasnya.
Dahlan mulai mengembangkan mobil
listrik dengan membentuk tim putra petir yang salah satu personilnya adalah
Danet Suryatama. Dahlan meminta Danet untuk membuat prototype mobil listrik
sport yang diberi nama Tucuxi. Dahlan langsung memanggil Danet yang ketika itu
bekerja di Amerika untuk merakit mobil sport merah tersebut di Indonesia.
Tim putra petir lainnya adalah Dasep
Ahmadi. Dahlan meminta Dasep membuat prototype mobil listrik type
Hyundai'Atoz'. Kedua mobil listrik ini dirakit hampir bersamaan. Dimulai dari
2011, banyak cerita menarik dibalik pembuatan mobil listrik ini.
Dia harus jatuh bangun dan menerima
pelbagai kritikan dalam pengembangan mobil listrik. Terlebih setelah mobil
listrik Tuxuci yang dikendarainya sendiri mengalami kecelakaan saat uji coba.
Dahlan menyempurnakan mobil listrik
dan meminta mekanik lain untuk melakukannya. Ricky Elson, adalah anggota tim
putra petir yang lain yang kemudian mengembangkan mobil listrik tipe Lamborgini
yaitu Selo.
Perakitan mobil Selo ini
menghabiskan dana sebesar Rp 1,5 miliar dan lebih kecil dari Tucuxi yang
menghabiskan dana Rp 3 miliar. Selain Selo, Dahlan juga mengembangkan mobil
listrik tipe lainnya mulai dari bus dan MPV.
Akhirnya, mobil listrik Selo yang
merupakan mimpi Dahlan, selesai dirakit dalam waktu 6 bulan. Mobil ini sempat
dipamerkan di ajang APEC di Bali beberapa waktu lalu. Dahlan ingin membuktikan
ke negara peserta APEC kalau anak bangsa mampu menciptakan mobil listrik.
Selain Selo, mobil listrik Ahmadi karya Dasep juga ikut dipamerkan di Bali dan
diampingi bus listrik serta mobil listrik tipe Alphard yang diberi nama Gendis.
Sumber :
kapanlagi.com
0 komentar:
Posting Komentar